0 
CARI :
BLOG > Fotografer atau Blogger?
Fotografer atau Blogger?
13 June 2017

Fotografer atau Blogger?

 

Photo by me with Olympus OMD EM10MarkII Processed with VSCO with a4 preset

 

Sebuah topik yang menarik, mengingat banyak yang bertanya “identitas: saya, fotografer atau blogger? Agak aneh sih buat saya pertanyaan itu, seharusnya pertanyaannya fotografer atau penulis? Tapi bolehlah kita tulis sedikit pemikiran saya tentang hal ini. Pemikiran yang datang dari pengalaman yang seumur jagung. 

 

Fotografi atau Menulis?

Ketika seseorang ingin memulai blog, media sosial atau dunia jurnalistik lantas pertanyaan yang sering muncul, sebagai berikut;

  1. fotografi atau menulis?
  2. Tulisan saya jelek, boleh gak foto aja?
  3. Saya gak suka foto mbak, jadi pengen nulis blognya isi foto dari google aja
  4. Bagaimana bisa kepikiran foto seperti itu mbak?
  5. Ini kalau saya mau bikin konten saya mulai dari mana?

taken by me with SamsungGalaxy s4

 

Okeh sebelum menjawab satu persatu pertanyaan ini, saya mau curhat sedikit. Jika dipikir-pikir proses awal semua karier dan perjalanan fotografi ini, tidak sedikitpun saya ragu bahwa semua ada hubungannya dengan pengalaman saya di berbagai bidang salah satunya adalah menulis. Pekerjaan utama saya adalah fotografer dan tugas saya adalah menyampaikan komunikasi secara visual.

Visual (komunikasi melalui penglihatan) adalah sebuah rangkaian proses penyampaian informasi atau pesan kepada pihak lain dengan penggunaan media penggambaran yang hanya terbaca oleh indera penglihatan.

Jadi semua ini adalah tentang komunikasi dan komunikasi itu sendiri harus melalui proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya. Kita bisa melakukannya itu dengan menggunakan lambang atau kata-kata, gambar, bilangan, dan sebagainya. Jadi dalam perjalanan fotografi ini, saya beruntung ditempa begitu banyak ilmu. Walau tidak semua ilmu itu tuntas (mana ada sih ilmu yang tuntas) namun gabungan dari semua itu membuat saya bisa membuat semangkuk sop yang berisi aneka informasi, gagasan, emosi, ketrampilan dan sebagainya.

Pelajaran-pelajaran dalam bumbu semangkuk sup adalah pendidikan jurnalistik di Universitas Indonesia, pengalaman asistensi menulis dengan pak Sitor Situmorang, belajar menulis release otomotif selama 2 tahun di sebuah agensi, bekerja sebagai pewarta foto otomotif (kontributor) di Kompas Gramedia, sekolah seni rupa di Sydney dan arsitek di Trisakti serta masih banyak beberapa hal lain. Kini memasuki tahun ke-3 sebagai Editor in Chief Linkers .

taken by me with Olympus OMD EM5 Mark II

 

Semua pelajaran tentang ide kreatifitas, komunikasi, presentasi, proses berkembang dan membaur dalam mangkok sup. Kembali ke topik pertanyaan awal, berikut adalah jawaban untuk 5 pertanyaan yang paling sering ditanyakan.

  1. fotografi atau menulis? Keduanya
  2. Tulisan saya jelek, boleh gak kalau hanya foto aja? Bebas tapi kalau bisa keduanya pasti lebih keren, sequence berceritamu akan lebih baik.
  3. Saya gak suka foto mbak, jadi pengen nulis saja. Isi foto dari google aja. Bisa aja sih tapi alangkah bagusnya jika ada komunikasi visualnya untuk mempertajam maksud yang ingin kamu sampaikan.
  4. Bagaimana bisa kepikiran foto seperti itu mbak? Baca semangkuk sup di atas. Ini bukan hasil semalam namun proses. Proses saya berpikir pastinya sudah lebih cepat karena sudah terlatih. Prosesnya = latihan.
  5. Kalau saya mau bikin konten, harus mulai dari mana? dari hal yang jelas kamu ketahui dengan pasti. Dari hal tersebut kamu bisa membuka jendela kemana pun. Apapun kontennya, suatu hal yang menarik perhatianmu tidak akan pernah ada habisnya.

Kalau kamu memiliki kesempatan dalam hidup untuk bisa mempelajari hal-hal baru dan pengalaman yang membuat kita berani membuat keputusan ambil! Mana ada pengalaman saya sebagai fotografer sebelumnya atau jadi Editor in Chief sebuah majalah dari perusahaan sebesar Citilink? Ketika saya berani menjawab IYA pada komitmen pekerjaan itu berarti ada tanggung jawab menunggu di ujung jalan.

Kerjakan semuanya dengan rasa sayang (bukan robot) dan cintailah proses! 

Editing adalah pekerjaan yang memberi ilmu begitu banyak karena kita dipaksa membaca dan melihat begitu banyak tulisan dan foto orang. Melelahkan namun memberikan ilmu yang tidak dimiliki orang lain. Belajar editing apapun itu memiliki perspektif yang sangat unik.

Kalau ditanya apakah saya sudah sukses? Bingung jawabnya. Ndak pernah punya maksud mengejar sukses, tujuan akhir selalu ingin semua terselesaikan dan bermanfaat. Jika itu bisa membawa manfaat bagi orang banyak, maka saya bisa lanjutkan hal berikutnya semaksimal mungkin. Tidak penting orang mau anggap saya ini blogger, medsos apapun itu, food & travel photographer…saya tidak akan menyibukkan diri kedalam deskripsi diri. Gak penting! Saya mencintai dunia komunikasi. Selama bisa berkomunikasi dan mengkomunikasikan entah itu visual atau lisan lalu bisa bermanfaat buat orang banyak. Than I am a happy girl. 

 

Taken by me with Olympus OMD Em5 MarkII

 

 

 

Blog  by Marrysa Tunjung Sari